Renungan, Inspirasi, Motivasi, Innovasi & Aktualisasi ILMU & HIKMAH. Luqmanul Hakim berkata : "Sesungguhnya hikmah itu dapat menghidupkan hati yang mati, sebagaimana siraman air hujan dapat menghidupkan bumi yang gersang". *Semoga hikmah-hikmah berupa Kisah, Cerita, Renungan & Nasehat, dapat dijadikan pelajaran hidup dan bermanfaat yang kita dapatkan selama ini, bisa menjaga hidupnya hati kita dan meneguhkan pendirian kita dalam mencintai kebenaran dan mengamalkannya. Aamiin. Sabda Rasulullah SAW ; "Siapa yang menyampaikan satu ilmu dan orang membaca mengamalkannya maka dia akan beroleh pahala walaupun sudah tiada." (HR. Muslim)

Kamis, 25 Juli 2013

Hikmah Puasa 10 - PERUT

--PERUT --
Hakikat makan adalah terpenuhinya hak tubuh sekaligus melunakkan hawa nafsu.

"Hai orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah-Nya."(Q.S.Al Baqarah[2]: 172)

Aktivitas makan ternyata bisa menjadijalan bagi seseorang untuk mengenal dan lebih akrab dengan Allah Azza wa Jalla, namun bisa juga menjadi jalan baginya dekat pada hawa nafsu. Bagi hamba Allahyang telah memahami hakikat makan, tatkala makanan masuk ke dalam perutnya, ia akan memperoleh dua keuntungan, yakni terpenuhinya hak tubuhnya sekaligus melunakkan hawa nafsunya. Dengan demikian, makan baginya telah menjadi ladang amal saleh. Sebaliknya, bagi siapa saja yang tidak mengerti arti hidup ini, maka baginya makan tak lebih dari sekedar memuaskan hawa nafsu belaka. Dengan demikian, makan, tidak bisa tidak, telah menjadi virus yang tanpa ia sadariakan menggerogoti hatinya, sehingga menjadi hancur sehancur-hancurnya. Jelas bagi orang semacam ini aktivitas makan hanya akan semakin menjauhkan dirinya dari karunia Allah.

Barangsiapa yangingin memiliki hati yang sehat dan memelihara kebeningannya, hendaknya senantiasa menjaga kehati-hatian ketika menghadapi suatu hidangan. Ia tahu persis makna firman Allah Azza wa Jalla,

"Hai orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikankepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika benar-benar hanya kepada-Nya kamumenyembah-Nya."(Q.S. Al Baqarah[2]: 172).

Karenanya, ia hanya mau makan apabila hal itu telah menjadi alat taqarrub kepada Allah. Betapa ia menyadari, bahwa aktiivitas makan itu ternyat bukanlah sekedar untuk mengenyangkan perut, lalu berdampak pulihnya kembali tenaga didalam tubuh. Makanpun bukan sekedar mengecap kenikmatan karena toh nikmatnya makan itu hanya"sepanjang telunjuk" jaraknya dari bibir. Begitu makanan lewat dari tenggorokan, maka tidak akan terasa lagi nikmatnya. Jadi kalau demikian, apalah artinya makan kalau hanya sebatas untuk pemenuhan kebutuhan lahir belaka ? Orang yang paling bodoh di dunia ini adalah orang yang telah tertipu oleh aktivitas makan. Padahal makan bagi seorang mukmin adalah amal ibadah, bukan malah untukmenghancurkan ibadah.

Bagi yang ingin memiliki hati yang bersih, ia baru mau menyantap suatu hidangan bilajelas-jelas meyakini kehalalannya. Sebab, satu kali makanan haram masuk kedalam perut, empat puluh hari amal ibadahnya tidak diterima. Kalau menjadidaging, maka haramlah ia masuk surga. Berdoa dengan bersimbah airmata dan ditempat ijabah sekalipun, tidak akan pernah terkabulkan. Padahal, doa adalahsenjata seorang mukmin.

Oleh sebab ituwaspadalah dengan makanan karena biasanya timbulnya hal-hal yang dapatmenurunkan kualitas keimanan, seperti tidak sanggup bertahajud, tidak khusyukdalam beribadah, tumpulnya otak, tidak terkabulkan doa, dan lain-lain, ternyataitu semua diakibatkan oleh masalah perut. Setelah terbebas dari makanan haram,berhati-hatilah dengan kemungkinan memakan makanan secara berlebihan. Makananyang berlebihan akan mengundang aneka macam akibat buruk. Ia akan menjadi jalanbagi tergelincirnya anggota-anggota tubuh ke jurang kemaksiatan.

Tidak usah herankalau mata akan sulit dipakai untuk membaca firman-firman Allah.Tangan akanteramat berat dipergunakan untuk menolong sesama yang membutuhkan bantuan. Menyantuniyang lemah, dan memberi sedekah di jalan Allah. Mulut akan teramat sungkanberbicara tentang kebaikan dan mengajak orang ke jalan kebenaran. Telingamenjadi malas sekali untuk mendengarkan ajakan menuju ampunan dari Dzat yangMaha Rahman. Kaki pun akan sangat enggan dilangkahkan menuju majelis-majeliskeilmuan yang membicarakan indahnya hidup dalam pelukan iman dan Islam. Ditambahlagi, na'udzibillaah, hati dan pikiran pun akan terlalaikan dari dzikir,mengingat Allah Azza wa Jalla!

Rasulullah SAWbersabda, "Tidaklah seseorang mengisi wadah yang lebih daripada perutnya. Cukuplahbagi manusia beberapa suapan saja untuk menegakkan tulang punggungnya. Jikatidak mungkin demikian, maka hendaklah sepertiga dari perutnya diisi makanan,sepertiga dengan

minuman, dansepertiga lagi untuk pernafasan." (H.R. Ahmad dan

Tirmidzi)Rasulullah sendiri beserta para sahabatnya, tulis DR. Ahmad Faridh dlamkitabnya, Tazkiyat An-Nufus, sering menanggung lapar. Walaupun itu disebabkantidak adanya makanan yang dapat dimakan, tetapi Allah SWT tidak akan memilihdan menjadikan suatu keadaan untuk Rasul-Nya, kecuali yang paling sempurna danpaling baik. "Keluarga Muhammad tidak pernah kenyang makan roti tarr tigamalam berturut-turut dalam hidupnya sampai beliau wafat," kata Aisyah r.a.(H.R. Bukhari-Muslim)

Karenanya, barangsiapa ingin senantiasa terpelihara kebeningan hatinya, hendaklah ia makan dengan tidak berlebihan. Makanlah secukupnya, insya Allah akan melembutkan hati serta membuat terkendalinya hawa nafsu. Sedangkan hawa nafsu adalah perangkat dari Allah agar seseorang mendapatkan pahala sekiranya hawa nafsu itu tunduk kepada pemiliknya.

Perut dengan demikian, sangat dekat dengan hawa nafsu. Padahal, hawa nafsu justru yang menjadi penyebab utama sesat dan mengerasnya hati. Hawa nafsu pula yang menjadipangkal dari semua maksiat, kelalaian dan tak terpeliharanya syahwat. Hawanafsu pun merupakan ladang bagi tersemainya sifat tamak. Dan, tidak bisa tidak,"Tak akan berkembang biak aneka cabang kehinaan itu, kecuali diatas bibit tamak." (Kitab Al-Hikam) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar